Senin, 14 Juni 2010

perdarahan pasca persalinan

Askeb III
Perdarahan pascapersalinan
( atonia uteri)
Oleh:

Rofita R

Dosen pembimbing: ety apriyanti, skm

KELAS IIB
JURUSAN D III KEBIDANAN
STIKes MERCUBAKYIJAYA PADANG
2009
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-nya lah penulis mendapat kesehatan dan kekuatan fisik serta pikiran sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan judul “PERDARAHAN PASCAPERSALINAN ( ATONIA UTERI )”. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah ‘ASKEB III’ untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman tentang mata kuliah ini.
Tidak lupa pula pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis ucapkan kepada dosen mata kuliah ‘PERDARAHAN PASCAPERSALINAN ( ATONIA UTERI ) yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan makalah ini, juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu penulis harapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.




Padang, Oktober 2009


Penulis

ATONIA UTERI

Perdarahan pascapersalinan adalah kehilangan darah lebih dari 500 ml melalui jalan lahir yang terjadi selama atau setelah persalinan kala III. Perkiraan kehilangan darah biasanya tidak sebanyak yang sebenarnya, kadang-kadang hanya setengah dari yang sebenarnya. Darah tersebut tercampur dengan cairan amnion atau dengan urin. Darah juga tersebar pada spons, handuk, dan kain, di dalam ember dan di lantai. Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar hemoglobin ibu. Seseorang ibu dengan kadar hemoglobin normal akan dapat menyesuaikan diri terhadap kehilangan darah yang akanberakibat fatal pada yang anemia.
Perdarahan pascapersalinan adalah sebab penting kematian ibu; ¼ kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan (perdarahan pascapersalinan, placenta previa, solutio plasenta, kehamilan ektopik, abortus, dan ruptura uteri) disebabkan oleh perdarahan pascapersalinan. Selain itu, pada keadaan dimana perdarahan pascapersalinan tidak mengakibatkan kematian, kejadian ini sangat mempengaruhi morbiditas nifas karena anemia dapat menurunkan daya tahan tubuh. Perdarahan pascapersalinan lebih sering terjadi pada ibu-ibu di Indonesia dibandingkan dngan ibu-ibu di luar negeri.KLASIFIKASI KLINIS

Ø Perdarahan pascapersalinan primer (Early Postpartum Haemorrhage, atau perdarahan pascapersalinansegera).Perdarahan pascapersalinan primer terjadi dalam 24 jam pertama. Penyebab utama Perdarahan pascapersalinan primer adalah atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta, dan robekan jalan lahir. Terbanyak dalam 2 jam pertama.

Ø Perdarahan pascapersalinan sekunder (Late Postpartum Haemorrhage, atau perdarahan masa nifas, atau perdarahan pascapersalinan lambat, atau PPP kasep)
Perdarahan pascapersalinan sekunder terjadi setelah 24 jam pertama. Penyebab utama Perdarahan pascapersalinan sekunder adalah robekan jalan lahir dan sisa plasenta atau membran.Pada kehamilan cukup bulan, aliran darah keuterus sebanyak 500 – 800 cc/menit. Jika uterus tidak berkontraksi dengan segera setelah kelahiran plasenta, maka ibu dapat mengalami perdarahan sekitar 350-500 cc/menit dari berkas tempat melekatnya plasenta. Bila uterus berkontraksi maka miometrium akan menjepit anyaman pembuluh darah yang berjalan diantara serabut otot tadi.

DEFENISI

Atonia uteri adalah suatu kondisi dimana miometrium tidak dapat berkontraksi dan bila ini terjdi maka darah yang keluar dari bekas tempat melekatya plasenta menjadi tidak terkendali.
Seorang ibu dapat meninggal karena perdarahan pasca persalinan dalam waktu kurang dari 1 jam.
Atonia uteri menjadi penyebab lebih dari 90% perdarahan pasca persalinan yang terjadi dalam 24 jam setelah kelahiran bayi. Sebagian besar kematian akibat perdarahan pasca persalinan terjadi pada beberapa jam pertama setelah kelahiran bayi. Karena alasan ini, penatalaksanaan persalinan kala III sesuai standar dan penerapan menajemen aktif kala III merupakan cara terbaik dan sangat penting untuk mengurangi kematian ibu.
Copyright © 2005 Nucleus Communications, Inc. All rights reserved
Beberapa factor predisposisi yang terkait dengan perdarahan pasca persalinan yang disebabkan oleh atonia uteri:

Ø Yang menyebabkan uterus membesar lebih dari normal slama kehamilan, diantaranya :
Ø Jumlah air ketuban yang berlebihan (polihidramnion)
Ø Kehamilan gemeli
Ø Janin besar (makrosomia)
Ø Kala I dan atau II yang memanjang
Ø Persalinan cepat (partus precipitatus)
Ø Persalinan yang di induksi atau dipercepa dengan oksitosin (augmentasi)
Ø Infeksi intrapartum
Ø Multiparitas tinggi
Ø Kelainan uterus (uterus bicornis, mioma uteri, bekas operasi)
Ø Plasenta previa dan solusio plasenta (perdarahan antepartum)
Ø Partus lama(exhausted mother)
Ø Anemia berat
Ø Riwayat perdarahan pasca persalinan sebelumnya atau riwayat plasenta manual
Ø Grandemultipara
Ø Partus precipitates
Ø Hipertensi dalam kehamilan (Gestosis)
Ø Penggunaan oksitosin yang berlebihan dalam persalinan (induksi partus)
Ø Pimpinan kala III yang salah, dengan memijit-mijit dan mendorong-dorong uterus sebelum plasenta terlepas
Ø IUFD yang sudah lama, penyakit hati, emboli air ketuban (koagulopati)
Ø Tindakanoperatifdengananestesiumumyanterlaludalam.



GEJALA KLINIS
Ø Uterus tidak berkonraksi dan lembek
Ø Perdarahan segera setelah anak lahir(perdarahan pascapersalinan primer)
Ø Tanda-tanda syok(tekanan darah rendah,denyut nadi cepat dan kecil, ekstremitas dingin, gelisah, mual,dan lain-lain).


Pemantauan kondisi ibu selama kala III dan IV serta selalu siap untuk menatalaksana atonia uteri pascapersalinan merupakan tindakan pencegahan yang sangat penting. Meskipun berbagai factor diketahui dapat meningkatkan risiko perdarahan pascapersalinan, dua per tiga dari semua kasus perdarahan pascapersalinan terjadi pada ibu tanpa factor risiko tersebut atau tidak diketahui sebelumnya. Tidak mudah memperkirakan ibu mana yang akan mengalami atonia uteri atau perdarahan pascapersalinan. Karena alasan tersebut maka manajemen aktif kala tiga merupakan hal yang sangat penting dalam upaya menurunkan kesakitan dan kematian ibu akibat perdarahan pascapersalinan.


3 hal yang perlu di perhatikan dalam menolong persalinan dengan komplikasi perdarahan post partum:
Ø Menghentikan perdarahan
Ø Mencegah timbulnya syok
Ø Mengganti darah yang hilang

PENANGANAN UMUM

Ø Minta bantuan
Ø Segera mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan siapkan fasilitas tindakan gawat darurat
Ø Lakukan pemeriksaan secara cepat keadaan umum termasuk tanda vital ( tekanan darah, nadi, shu tubuh, dan pernapasan).
Ø Jika di curigai adanya syok, segera lakukan tindakan penanganan syok
Ø Pastikan bahwa kontraksi baik:
- lakukan pijatan uterus untuk mengeluarkan bekuan darah
- berikan 10 unit oksitosin IM
Ø Pasang infus cairan IV
Ø Lakukan kateterisasi dan pantau cairan keluar masuk
Ø Periksa kelengkapan plasenta
Ø Periksa kemungkinan robekan serviks, vagian, dan perineum.
Ø Jika perdarahan terus berlangsung lakuakn uji beku darah
Ø Cari penyebab perdarahan dan lakukan tindakan spesifik
Ø Setelah perdarahan teratasi, periksa kadar Hb, jika perlu transfusi darah.

PENATALAKSANAAN

TAHAP 1.
Ø Perdarahan yang tidak banyak di atasi dengan memberikan uteritonika, mengurut rahim ( massase) dan memasang gurita.
Ø
TAHAP 2.
Ø Bila perdarahan belum berhenti dan bertambah banyak,selajutya
Ø Berikan infuse dan transfuse darah lalu dapat lakukan :
Ø Kompresi bimanual
Ø Kompresi aorta
Ø Tamponade pada utero – vaginal


TAHAP 3.
Ø Bila belum tertolong maka usaha terkhir adalah menghilang kan sumber perdarahan denga dua cara yaitu:Meligasi arteri hipogastrika atau histerektomi.




KOMPRESI BIMANUAL EKSTERNAL

Ø Letakkan satu tangan pada dinding abdomen dan dinding depat korpus uteri dan diatas simpisi pubis
Ø Letakkan tangan lain pada dinding abdomen dan dinding belakang korpus uteri, sejajar dengan dinding depan korpus uteri. usahakan untuk mencakup/memegang bagian belakang uterus seluas mungkin.
Ø Lakukan konpresi uterus dengan cara saling mendekatkan tangan depan dan belakang agar pembuluh darah didalam anyaman miometriu dapat dijepit secara manual.cara ini dapat menjepit pembuluh darah uterus dan menbantu uterus untuk berkontraksi.











DAFTAR PUSTAKA


Pelatihan klinik asuhan persalinan normal(APN),asuhan esensial, pencegahan dan penanggulangan segear komplikasi persalinan dan bayi baru lahir.2008

Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.2006

http://images.google.co.id/imgres?imgurl=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuTekNacS81FOHDT3AZpxtI8xE5cOAgO4MtC7-Z_98Hns9ICXu34VTnkSxArUildZ_oJ3gtmybTQ9WmDuNfts9NV0JnRNsOb_LJI2iw5FRHNGLwLlC8R0dpGJO4H6ohf6-pNXmphUb5Lvp/s320/cerviks.jpg&imgrefurl=http://desleeppaholic.blogspot.com/2009/06/atonia-uteri.html&usg=__R76bYu__QyIrgxS_1llgCrMhzgs=&h=220&w=113&sz=9&hl=id&start=8&um=1&tbnid=mJaZ11b9hG3S0M:&tbnh=107&tbnw=55&prev=/images%3Fq%3Datonia%2Buteri%26ndsp%3D18%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26sa%3DN%26um%3D1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar